Rabu, 12 Oktober 2011

Terapan Manajemen SDM di Sektor Informal

Dalam mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusia ini kita tak perlu berbanyak-banyak mengupas materi. Mata kuliah yang saya jumpai di semester 3 ini memang lebih menitikberatkan pada prakteknya dalam sektor apapun yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Istilahnya yaitu job design. Job design menurut saya adalah suatu rancangan kegiataan pekerjaan yang ditetapkan untuk mecapai efisiensi kerja.
Kali ini saya akan membahas tentang penerapan job design pada sektor informal. Sebagai contoh saya melakukan pengamatan pada warung yang terletak di dekat rumah. Warung ini pada umumnya merupakan market kecil dalam kapasitas rumah tangga harian. Untuk karyawan warung, si pemilik ternyata memberikan pekerjaan secara tidak langsung pada anggota keluarganya sendiri. Ia mengatakan anak-anaknya membantu untuk menjaga warung bila sedang di rumah. Tidak ada kualifikasi khusus yang diberikan si pemilik untuk perekrutan karyawan ini asalkan mereka disiplin saat menjaga dan dapat melayani pelanggan dengan baik. Saat warung ini berdiri, anak bungsunya yang baru berusia 16 tahun pun turut membantu usaha warung tersebut. Untuk masalah gaji tidak terlalu dipermasalahkan karena warung ini merupakan usaha keluarga.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa penerapan job design di sektor informal cenderung tidaklah rumit seperti sektor formal (perusahaan). Bahkan bisa dibilang penerapannya sangatlah sederhana.

Jumat, 07 Oktober 2011

Membaca Peluang Pasar

Populasi penduduk di Indonesia memanglah sangat banyak pada masa kini. Maka dari itu tidaklah menjadi suatu keheranan bila kita sebagai pelaku ekonomi harus dapat membaca peluang pasar yang ada di sekitar karena tidak semua orang akan menggantungkan hidupnya dengan mencari lapangan pekerjaan dan bekerja di suatu perusahaan. Definisi pasar di sini yaitu konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang mempunyai kebutuhan dan keinginan dalam wujud sebagai permintaan tehadap suatu barang atau jasa. Jadi sebelum produsen menjalankan usahanya sendiri (wirausaha) terlebih dulu ia harus dapat memahami bagaimana caranya membaca peluang pasar.

Ada pun 4P yang harus ditentukan oleh produsen sebelum menjalankan usahanya, yaitu:

  1. Product (Produk), dapat berupa barang ataupun jasa.
  2. Price (Harga), produsen perlu mengetahui harga pasar dari produk yang akan dikeluarkan untuk dapat bersaing dengan pasar lainnya.
  3. Placement (Penempatan), mencari tempat yang strategis agar usahanya terus berjalan.
  4. Promotion (Promosi), untuk mengenalkan produk dan menarik konsumen.

Sebagai contoh Bu Susi adalah seorang produsen yang akan menjalankan usahanya di kota Depok. Ia pun mengamat-amati kota Depok yang ternyata banyak universitas terletak di sana (seperti Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia, BSI). Ia juga melihat banyak rumah kos dan tempat makan di sekitarnya. Setelah bertanya-tanya pada mahasiswa yang meninggali tempat kos, ternyata tidak banyak tempat kos yang menyediakan layanan cuci pakaian. Mereka juga mengatakan agak malas dan kadang tidak sempat untuk mencuci pakaian. Bu Susi pun mempunyai ide untuk membuka usaha cuci pakaian (laundry). Ia memilih tempat di dekat rumah kos agar tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau oleh para konsumennya. Setelah mematok harga dan memberitahukan mahasiswa setempat tentang usaha laundry-nya, Bu Susi pun mulai manjalankan usahanya tersebut.